Membaca memang ku akui membuka dunia yang luas dan menambah wawasan pengetahuan.
Namun sayangnya, ahhh. Aku sering berperang dengan diri sendiri, rasa kantuk serta kata hati "Nanti aja lah ya, masih ada waktu!"
Akhir-akhir ini, hal itu berefek pada kurangnya kosa kata untuk mengungkapkan beberapa hal.
Yaa ituu sedikit curhat aja.. hehe..
Topik inti konten ini adalah beberapa hal yang dapat aku maknai dari kisah legendaris "Hijrah dan Abu Bakar r.a."
Aku sempat membaca sedikit dari Sirah Nabawiyah dan ditambah juga beberapa sharing dari Abang, Kaka, dan kawan-kawan Etoser.
Mengapa Nabi Muhammad Saw. berhijrah?
Salah satu alasannya adalah karena tekanan dan intimidasi yang sering dilakukan oleh orang-orang kafir quraisy terhadap Nabi saw. dan para sahabat.
Yang aku pahami dari cerita ini, ibrah yang bisa diambil adalah ketika di suatu tempat yang ingin kita perbaiki atau minimal dakwahi. Orang-orang disana responnya biasa aja sampai responnya yang parah hingga mengancam nyawa. Lebih baik ambil jalan keluar, bisa dengan tinggalkan sementara.
Di tinggalkan pun bukan berarti melepas, Nabi setelah keluar atau hijrah dari Mekkah ke Madinah itu yang pertama dilakukan adalah membangun Masjid sebagai pusat peradaban, bisa dibilang tempat beribadah dan mengaji ilmu pengetahuan.
Kekuatan Nabi dan kaum muslimin terkumpul dan semakin kuat setelah berhijrah ke Madinah. Kemudian barulah terjadi Perjanjian Hudaibiyah, namjn karena itu dilanggar oleh kafir quraisy maka akhirnya adalah peristiwa Fathu Makkah atau Penaklukan Kota Mekkah.
Itu sih sedikit ibrah yang aku tangkap. Singkatnya gini,..
Karena di suatu tempat yang ingin sekali kita perbaiki sudah terlalu parah perlakuannya terhadap diri kita, hingga mengancam iman dan nyawa.
Maka kita bisa keluar dari tempat itu, namun tidak boleh juga ditinggalkan begitu saja. Apabila kita merasa sudah mampu untuk kembali berjuang di tempat tersebut. Maka kembalilah, namun ingatkan dulu dengan cara yang halus yaitu salah satunya dengan perjanjian.
Namun jika perjanjian pun tetap dilanggar, maka dengan cara memerangi mereka adalah cara yang terbaik. Tidak lain juga aku tangkap ini adalah salah satu cara untuk melawan ke sombongan seseorang.
Lanjut ya sedikit lagi.
Sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Kok bisaa setia dan sabar membersamai Nabi dan perjalanan hijrah?
Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. adalah sahabat yang terkenal dengan sifat beliau yang lemah lembut, sopan santun, penyabar, tawadhu.
Beliau juga diberi gelar "Ash-Shiddiq" karena menjadi yang pertama kali membenarkan ajaran Nabi Saw.
Kenapa beliau setia? ... Abu Bakar ra. membersamai Nabi Saw. dari rumah, singgah bersembunyi di gua, ketika di kejar Suraqah, hingga sampai di Madinah.
Bagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq sangat sabar? .. Beliau tidak mengeluh kelelahan, tidak mengeluh kesakitan karena digigit kalajengking maupun ketakutan untuk diri sendiri. Beliau lebih merasakan takut jika Nabi Saw. yang di siksa orang kafir.
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. Al-Taubah: 40)
Ketika ayat ini disampaikan dari lisan nabi kepada Abu Bakar, aka bertambahlah keimanan beliau. Iman yang menguatkan jiwa dan raga.
Okay,, itu yang bisa aku ungkapkan dengan sangat sedikitnya ilmu yang aku miliki.
Mohon maaf apabila niat ini bukan murni dan tulus karena berbagi, namun lebih kepada memenuhi tugas pribadi.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari tulisan singkat ini. Salah hilafnya mohon di maafkan.
Setiap detik bermakna, setiap nafas berharga, setiap tindakan berdaya.
Hargai semua itu, ayoo Zein.. Ayo kawan semua, SEMANGAAT!!
*"Tugas pengganti ketidakhadiran pembinaan Etos ID Banjarmasin"*)alert-warning
Post a Comment