Special Edition In My Life
Life adalah hidup, iya lah cuma beda bahasa. Iya bener hahahaa
Haii aku hari ini mau berbagi sedikit cerita, sebenarnya bukan cerita yang runtut tapi aku harap ini bisa memberikan impact yang cukup besar untuk kawan semua.
Dulu saat masih elementary school aku pernah menjadi seseorang yang rasanya sangat berbeda dari yang lainnya. Berbeda dalam artian aku sering merasakan kesendirian, teman ya ada.
Tapi karena belum bisa mengikuti gaya hidup mereka yang sering jalan-jalan kumpul dengan yang lain, punya uang jajan yang hampir setiap hari, hal itu membuat ku di jam istirahat sering duduk di depan kelas sendiri atau sekedar jalan-jalan di sekitar selasar.
Mau ikut dengan yang lain yahh, akhirnya cuma lihat-lihat saja.
Aku dulu tipe orang kurang percaya diri sampai sekarang ya masih ada juga sih sifat itu. Ada beberapa hal yang tak bisa ku pahami hingga saat ini. Sewaktu kecil aku juga pernah di bully.
Aku dulu tidak bisa sama sekali menyebutkan huruf R yang bagus, gaya rambut tidak jelas, mau buang air ke wc malah jadi tontonan teman sekelas. Pintu wc di ketuk sampai di dorong, terus di tanya "Ngapain kamu? Buang air ya hahahaa"
Aneh kan, itu aja jadi bahan humor dan candaan. (Sampai saat ini aku belum paham tujuannya apa!!) Karena peristiwa itu, aku sampai takut dan malu untuk ke wc sekolah. "Insecure".
Aku cukup berprestasi sih di sekolah, rata-rata peringkat 1, 2 atau 3 di setiap semester. Sayangnya prestasi dulu itu belum ada tujuan pasti untuk apa, yang ada cuma rasa ingin di puji:).
But the way, saat dapat pujian waktu itu membuat ku semakin semangat. Rasa insecure itu juga jadi bisa di lupakan. Karena pujian ini juga membuat penyakit berdatangan salah satunya malas.
Tujuan yang belum ada dan belajar terus mengejar prestasi hanya untuk pujian membuat diri jadi malas belajar, aku dulu berpikir untuk apa juga belajar, buat apa sih tidak ada gunanya??
Malas yang datang di kelas 5, terasa berat untuk melewatinya. Malas untuk sekolah di sana lagi, bosan juga, mau nya segera ujian dan lulus terus lanjut ke MTs.
Ketika MTs, keadaan mulai berubah. Ehh ketemu lagi sama dia yang dulu sering membully di waktu SD, mendorong pintu wc hingga menghina R ku yang kacau.
Aku masih ingat, jauh-jauh waktu sebelum lanjut sekolah MTs, aku sering berdoa minta Sepeda dan minta di perbaiki R ku agar lebih baik agar tidak membuat malu.
Jika tidak salah, sekitar 1 bulan setelah aku masuk sekolah baru. Alhamdulillah doa dengan ikhtiar ku di jawab oleh Allah saat itu. "Wah R ku jadi lebih baik" Alhasil hilanglah rasa malu yang itu. Dia yang dulu membully akhirnya diam dan tidak mengganggu lagi.
Secara tidak aku sadari, rasa malas belajar dan bosan dengan sekolah yang ada muncul kembali, thoughts about "Apa sih gunanya belajar ini apa sih gunanya belajar itu????" terus menghantui pemikiran, sifat insecure juga masih sering dirasakan membuat ku sulit bertanya ke guru tentang hal itu.
Sebelum masuk sekolah baru yaitu Madrasah Aliyah, tepat setelah ujian nasional gaya rambutku yang dulu sering di sebut landak, kayak sabut kelapa and another Alhamdulillah dapat berubah menjadi rambut yang lebih baik lagi, masa libur panjang setelah ujian ku gunakan untuk memanjangkan rambut sehingga membuatnya menjadi turun tidak seperti sehabis di setrum listrik.
Di Madrasah Aliyah sikap ku perlahan tapi pasti berubah ke arah yang insyaallah lebih baik. Jika dibandingkan dengan yang dulu, aku jauh sangat berbeda. Pernah juga dulu di ejek tangan kayak lidi (kecil krempeng cuma tulang), iya sih benar aku dulu kurus sedikit lemak.
Rasa insecure yaa terus ada masih saja datang, hanya saja sekarang semuanya lebih bisa di kendalikan, amarah yang sering memuncak juga bisa lebih terkontrol.
Bahkan aku sekarang lebih bisa membedakan mana hal yang harus ku abaikan dan harus ku prioritaskan. Nada-nada sumbang yang sering menghantui yang dulunya membuatku jatuh sekarang berubah menjadi bahan untuk perbaikan diri.
Dulu yang merasa sendiri, sering di bully di anggap remeh juga menjadi berubah ke sesuatu yang waaah.
Sebab di ejek badan kurus, aku berinisiatif membangun badan dengan otot karena memang makanan di keluarga ku dulu jarang yang dapat membangun lemak.
Setelah ikhtiar, push up, sit up, angkat beban pekerjaan rumah dan yang lain. Akhirnya jadi juga perut six pack whahaaa...
Ouh sekarang aku sadar, kalo bukan karena bully an mereka, nada sumbang mereka, cara berteman mereka, aku mungkin tidak bisa se-lebih baik saat ini.
Aku tidak akan bisa sadar kalo aku "Ouh kurangnya disini, ouh itu harus di rubah bagaimana pun caranya yang penting Allah ridho"
Aku dulu berdoa ingin sepeda sendiri supaya bisa berangkat sekolah tepat waktu, di kasih nya lamaaaa bukan dulu waktu SD, ternyata waktu MA baru dikasih.
Alhamdulillahnya dikasih lebih jadi sepeda tambah motor. Lah, ko waktu MA baru di kasih MTs nya apa?
MTs lebih enak lagi, Supaya tau aja, kantor guru bisa terlihat dari depan rumah, suara loceng bisa di dengar sekalipun di kamar tidur. Iya dong, sekolah cuma berseberangan dengan rumah.
Istirahat pulang makan, tidak perlu minta uang jajan. Sesimpel itu Allah meringankan beban ku, aku bahkan baru sadar sekarang saat meenulis ini kalo soal uang jajan ada kaitannya :D
^^^^^^^^^-
Kalau kalian di bully, di kata-katain, di sisihkan dari yang lain. Itu berarti yang maha Kuasa sedang memberikan kalian jalan untuk memperbaiki diri. Mencari-cari kekurangan yang ada di dalam diri kalian dengan perantara mulut orang lain untuk bahan
"Ouh ini nih yang membuat aku di bully, berarti aku harus merubah ini"
Insecure yang kalian rasakan itu bisa di ubah dengan cara simpel, mungkin mirip dengan seni untuk bersikap bodo amat.
Rasa insecure bisa hilang, atau bisa juga bukan hilang namun berubah menjadi semangat.
"Ouh aku malu, aku harus bodo amat lah dengan malu, urat malu putusin aja, bukan saatnya untuk malu, bukan saatnya menyerah sebelum mencoba"
Awalnya memang agak sulit, namun jika memang ingin berubah apa salahnya mencoba ya kan??
Kunci untuk berubah
Tak Ada Yang Tak Mungkin Jika Ikhtiar dan Tawakal- Muhammad Ismail Zein -
Post a Comment