Manfaatkan Instagram Untuk Belajar Hal Baru Yang Baik | 10 November 2020

Belajar dari Instagram
Gambar oleh Coffee Bean dari Pixabay


Geser story ke kanan, gulir feed ke atas seperti biasanya, dengan tak sengaja berhenti pada sebuah video dua orang remaja mengunakan sarung, berbaju kaos plus peci/kupiah. Video dari akun ig @sejutasholawat_ ini awalnya biasa aja ga penasaran sama sekali dengan isi nya..

Tapi.. setelah di unmute....:)

Tersentuh doong hati ini hmmm, 2 remaja itu ternyata anak santri yang sepertinya kena razia karna tak menggunakan helm saat naik kendaraan sepeda motor. Pak polisi yang razia gabungan dengan Satpol PP, diantara yang berjaga ada yang merekam momen tersebut dan salah satu yang lain berbicara like this,

..Harusnya anak santri itu di ajarin lagu itu, ....ayo hafalin lagu padamu negeri,, yaah gak ada yang hafal pak (sambil sedikit tertawa)..... yang kamu hafal lagu apa? di jawab lah, Alfiyah pak..!!

Apa? Alfiyah lagu apa..?, terus ada terdengar petugas lain yang perempuan bersuara "Coba denger",..Coba..,,

Langsung aja keluar, wahh maasya allah syair nya terdengar merdu walaupun hanya potongan yang pendek.

Penasaran...,

Coba lah aku baca isi komentar. "yahh masa polisi ga tau Alfiyah",,, rata-rata itu jawabannya dan salah satu diantara yang lain ada yang bertanya "Alfiyah itu apa ya?"...  ada seorang yang ramah terus menjawab "Alfiyah itu pelajaran nahwu (grammar Bahasa Arab) karya Imam Muhammad Ibnu Malik yang disusun dalam bentuk syair, hanya diajarkan di pesantren salaf atau modern setahu saya."

Wah jujur aku juga baru tahu tentang syair ini.

Untuk memenuhi rasa ingin tahu lebih lanjut, akhirnya aku coba searching ke google. Kudapatkanlah di sana jawabannya. Karna ingin tahu isi syairnya bagaimana, aku coba cari di youtube dan ternyata syairnya lumayan panjang. Ada 1000 bait (mohon koreksinya kalo aku salah informasi)

Note:' Sekitar jam 1.20 an tadi ada yang kasih tau penjelasan jumlah tepatnya, beliau juga ustadzah pesantren hihi, gini nih..

Alfiyah itu ada 1002 bait, para pengarang kitab biasanya disebut Musonif. Di beberapa pesantren biar lebih sopan biasanya di tambah ki jadi panggilannya ki musonif.
Tingkatan sebelum belajar Alfiyah itu diawali dengan Kitab Awamil, kedua Jurumiyah, ketiga Imriti, baru Alfiyah karna alfiyah itu tingkatan tertingginya.

Aku baca di kolom komentar youtubenya, "Kalian yang bersekolah di pesantren beruntung bisa dapat ilmu yang tidak semua orang bisa dapatkan. Terkadang kalo melihat anak pesantren yang kegiatannya, kebersamaannya seperti ini jadi ada rasa iri juga, dan banyak lagi"

Jujur lagi, Zein juga sewaktu SD kelas 6 pernah ditanya saat hari perayaan maulid Nabi Muhammad Saw, "Kamu kelas berapa...mau lanjut sekolah dimana?" dan aku jawab Pesantren dengan sangat yakin...

Qodarullah belum bisa terpenuhi untuk bersekolah di pesantren, akhirnya bersekolah di MTs. Tetap bersyukur alhamdulillah masih bisa sekolah walaupun tak sesuai impian, tak apa lah :D

Dari Instagram aku baru tahu tentang syair ini, hal gini nih sangat sering membuat hati tersentuh. Banyak sekali ilmu di dunia ini yang belum aku ketahui, sering merasa "ouh aku sudah punya banyak ilmu". Padahal kenyataannya ilmu yang diketahui saat ini belum ada seberapa, apalagi yang dikuasai dengan benar.

Apakah kalian pernah merasa tersentuh seperti ini?...

Bagaimana rasanya?...

Semoga menghibur kawan semua di malam Rabu yang tenang dan cerah hari ini ya...

Salam hangat, selamat tidur bagi yang sudah mengantuk.

1 Comments

Post a Comment

Komentarin yuk

Previous Post Next Post